EQ Tutorial : Pengenalan & Aplikasi (lanjutan)
3. Aplikasi Parametric EQ sebagai efek processor untuk musisi / gitaris
Dari kedua tipe EQ processor yang sudah kita kenal, GEQ lah yang lebih populer di kalangan gitaris dan bassist , bukan karena tidak ada produsen efek yang menawarkan produk PEQ, tapi karena kemudahan pengaturan parameter GEQ mungkin memang menjadi faktor yg disukai para gitaris / bassist. Beberapa produsen efek seperti Ibanez, Boss, artec, dan beberapa lainnya pernah mengeluarkan produk PEQ, tapi sepertinya GEQ masih jauh lebih diminati oleh musisi. Ini amat disayangkan karena sebenarnya PEQ memiliki potensi yang besar sebagai alat tone-shaping.
Add caption |
Mungkin ada dua alasan yang menjadi penyebab mengapa PEQ tidak sepopuler GEQ di kalangan musisi, pertama adalah minimnya informasi yang diberikan produsen efek yang membahas teknik dan cara-cara menggunakan PEQ, dan yang kedua adalah hampir semua efek PEQ dalam bentuk pedal yang ditawarkan oleh produsen-produsen tersebut hanya menyediakan 1-band full parametric EQ, ini artinya EQ tersebut hanya dapat menghasilkan satu EQ curve seperti ini :
Untuk keperluan tone-shaping yang sederhana seperti membesarkan atau mengecilkan bass / treble / mids, 1-band EQ curve seperti di atas mungkin memadai, tapi secara umum ini amat terbatas, sulit untuk mendapatkan EQ curve lainnya hanya dengan 1 band saja. Untuk mendaptkan kapabilitas tone shaping yang optimal dari PEQ paling tidak diperlukan 2 band full parametric, yang memungkinkan kita untuk mendapatkan EQ curve berbagai rupa seperti ini:
3.1 Tip-tips Menggunakan PEQ
Berikut ini tips-tips menggunakan PEQ yang disusun dalam format tanya-jawab:
Tanya : Ok, gua ngerti parameter FREQ dan GAIN, tapi apa sih gunanya parameter Q itu? Bagaimana cara settingnya?
Jawab: Parameter Q mengatur cakupan (bandwidth) boost atau cut. Dengan Q yang rendah (bandwidth lebar) boost / cut akan mencakup frekwensi yang lebih lebar, hasil boost / cut itu sendiri terdengar lebih halus dan natural (tidak menyolok).
Dengan Q yang besar (bandwidth sempit) boost / cut akan terfokus pada bidang frekwensi yang sempit, hasil boost / cut akan memiliki aksen yang lebih kuat.
Jadi, bila yang diinginkan adalah broad tone-shaping, seperti membesarkan / mengecilkan frekwensi bass, mids, atau treble, gunakan settingan Q yang rendah, dan bila yang diinginkan adalah boost / cut yang beraksen, seperti cocked wah sound (setinggan pedal wah yang dibiarkan diam di tengah-tengah), gunakan settingan Q yang relatif besar.
Tanya : Parameter mana yang harus diatur terlebih dahulu, FREQ, Q, atau GAIN?
Jawab: Prosedur berikut ini bisa dicoba :
Pertama-tama set parameter Q rendah (sekitar arah jam 9), tujuannya agar kita mulai dengan perubahan tone yang halus dan lebih natural.
Lalu tentukan perubahan seperti apa yang diinginkan, pembesaran (boost) atau pengurangan (cut). Mulai dengan settingan ‘sedang’ (sekitar arah jam 9 untuk cut, arah jam 3 untuk boost).
Kemudian atur parameter FREQ menurut warna suara yang diinginkan (lebih bright, lebih dark, lebih nge-bass, dll).
Adjust GAIN dan FREQ silih berganti sampai didapatkan sound yang kira-kira sudah dirasa pas.
Adjust Q lagi bila diperlukan, untuk fine tuning.
Catatan: Pada saat meng-aplikasikan cut biasanya level suara akan terdengar mengecil, kebanyakan EQ mempunyai kenop VOLUME atau LEVEL, atur kenop ini untuk meng-kompensasi level suara yang mengecil.
Tanya : Gua nemu beberapa contoh settingan parameter PEQ dari internet dan artikel, tapi koq hasil soundnya ga seperti yang dideskripsikan ya?
Jawab: Contoh settingan parameter EQ memang ngga selalu bisa di-implementasikan secara langsung, biasanya perlu sedikit adjustment karena gitar, efek-efek lain, dan ampli akan berkontribusi juga pada sound. Hasil ekualisasi yang terdengar beda dari apa yang dideskripsikan di artikel bisa disebabkan karena gear-gear yang dipakai mempunyai tonal center yang berbeda dari yg dipakai si penulis artikel. Tonal center ini berhubungan dengan parameter frekwensi, maka bisa dicoba adjust sedikit-demi-sedikit knob FREQ di sekitar titik setting yang diberikan di contoh, lalu adjust Q dan GAIN seperlunya untuk fine tuning.
Misalnya, contoh setting untuk mid-scooped EQ diberikan seperti berikut:
GAIN : Arah jam 9 (cut)
FREQ : Arah jam 12 (~ 1 KHz)
Q : Arah jam 4
Kemampuan PEQ untuk mengatur frekwensi hanya dengan memutar 1 knob sebenarnya merupakan kelebihan dibandingkan dengan GEQ. Misalnya kita sedang menggunakan 7-band GEQ untuk setinggan mid-scooped seperti diatas, lalu ingin menggeser frekwensi mid-scoopnya, maka kita harus mengatur ulang setinggan ketujuh slider GEQ tersebut, sementara dengan PEQ kita hanya perlu memutar satu knob. Dengan PEQ kita dapat lebih leluasa untuk bereksplorasi.
Tanya : Apa itu Pre-Post EQ?
Jawab: Pre-post EQ adalah istilah proses ekualisasi sebelum dan sesudah overdrive atau distorsi. Ini setup tone-shaping yang sangat fleksibel untuk mengolah sound overdrive /
distorsi.
Pre-EQ dapat dimaksudkan untuk memodifikasi tone dari pickup (menjadi lebih tebal, bright, dll) sebelum masuk ke overdrive/distorsi, atau sebagai booster yang dapat meningkatkan kadar gain dan sustain dari pedal overdrive/distorsi di belakangnya. Menggunakan EQ sebagai booster lebih fleksibel dibandingkan pedal boost biasa, karena dengan EQ kita leluasa mendapatkan berbagai karakter boost : treble boost, mid boost, bass boost, dan sebagainya. Perubahan suara yang dihasilkan pre-EQ tidak terlalu kentara (dibanding post-EQ), tetapi lebih cenderung memberi warna pada karakter pedal overdrive/distorsi di belakangnya.
Post-EQ dimaksudkan untuk tone-shaping yang lebih luas dari apa yang bisa dicapai hanya dengan tone control pedal overdrive/distorsi itu sendiri. Perubahan suara yang dihasilkan lebih jelas dan kentara (dibanding pre-EQ). Post-EQ tidak memberi warna pada karakter overdrive/distorsi, tapi lebih mempengaruhi ‘tone’.
Berikut ini adalah satu skema Pre-Post EQ favorit saya untuk digunakan bersama dengan pedal overdrive / distorsi (lihat section sample settings untuk detilnya).
Tanya : Gua udah ada bayangan nih sound kayak apa atau perubahan warna kayak gimana yang gua cari, terus gimana caranya terjemahin maksud gua ini ke settingan EQ?
Jawab: Bagi yang belum terbiasa menggunakan EQ memang akan sangat membantu kalo kita punya semacam ‘kamus’ yang bisa digunakan sebagai referensi untuk menerjemahkan konsep sound yang diinginkan menjadi settingan parameter sebuah EQ. Tabel di bawah ini adalah rangkuman singkat resep-resep dasar dan generik untuk menerjemahkan gambaran warna sound menjadi settingan EQ.
Sumber : http://www.sirgalahad.org/paul/music/eq-guide.html
Comments
Post a Comment